pembentukkan-serta-pemberdayaan-regulasi-dan-kelembagaan-pengelolaa-air-limbah-domestik-_27.jpg

PEMBENTUKKAN SERTA PEMBERDAYAAN REGULASI DAN KELEMBAGAAN PENGELOLAA AIR LIMBAH DOMESTIK

Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (USAID IUWASH) yang didukung oleh United States Agency for International Development (USAID) dan dilaksanakan oleh DAI. IUWASH bekerja dengan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi (FE-UNPAB) Medan untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi di daerah perkotaan di Indonesia. Secara umum tujuan dari IUWASH adalah membantu Pemerintah Indonesia (GOI) untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) dalam bidang air minum dan sanitasi dengan cara meningkatkan akses ke layanan ini.

Persoalan air limbah domestic di Indonesia, kelihatannya lebih berat pada aspek institusinya ketimbang teknologi. Komitmen dan konsistensi untuk melaksanakan pengelolaan air limbah domestic secara benar sulit didapat. Kasus Bandung, Medan, Jakarta, Denpasar dan Surabaya lebih banyak pada masalah capacity building. Pengambil keputusan, mungkin karena ketidak fahaman, tidak bisa memberikan prioritas yang cukup bagi pengelolaan air limbah domestik. Jadi pemahaman akan pentingnya air limbah domestic perlu ditingkatkan, selama itu masih terseok-seok, maka sistim air limbah perkotaan yang benar masih akan memerlukan jalan panjang untuk diwujudkan. Masyarakat dan swasta masih belum memahami sepenuhnya pentingnya air limbah domestik, demikian yang dikatakan Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Sc., selaku staff ahli sosiologi masyarakat di dalam program kerjasama IUWASH dan FE-UNPAB Medan.

Dilanjutkan oleh Hamdani,  secara teknologi, pengolahan air limbah domestik, sesungguhnya tidak terlalu sulit, berbagai metoda sudah tersedia. Untuk Indonesia, rasanya belum memerlukan teknologi yang terlalu canggih. Pengolahan air limbah domestic umumnya dilakukan secara biologis, fisik dan kalau perlu secara kimiawi. Karena itu yang terutama adalah bagaimana keputusan diambil dan dilaksanakan untuk mengelola air limbah perkotaan secara benar. Supaya dampak kerugian yang diderita masyarakat bisa berkurang.

Lain halnya pendapat Dr. H. Kasim Siyo, M.Sc., Dekan Fakultas Ekonomi UNPAB mengatakan, meskipun Pemerintah telah melaksanakan program-program pembangunan sarana dan prasarana pelayanan umum secara terus menerus, tetapi sekarang ini akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi masih rendah. Ada 4 daerah telah menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dalam pemberdayaan sistem pengelolaan air limbah domestik, yakni Kota Binjai, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Asahan dan Kota Tanjungbalai. Keempat daerah ini dibagi kedalam 6 tahap, dimulai dari identifikasi, pembentukan dan perkuatan Tim Pembentuk Regulasi dan Kelembagaan, penyusunan regulasi dan SOP, pembentukan sistem pengelolaan air limbah domestik, advokasi anggaran dan monev. Diharapkan bahwa pada akhirnya PO ini dapat meningkatkan kemampuan Pemerintah Kota / Kabupaten dalam pengelolaan air limbah domestik skala kota dan meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik skala kota, demikian yang dikatakan Kasim Siyo.

Program ini diperkuat dengan tim ahli dan pelaksana, tim ahli terdiri dari Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Sc., Dr. H. Muhammad isa Indrawan, SE., MM., Dr. H. Kasim Siyo, M.Si., dan tim pelaksana di pimpin oleh Rahmat Hidayat, SE., MM. didukung oleh  Efrizal Adil, SE., MA., Drs. H. Ali Syafril, SH., MH., MAP., Rusiadi, SE., MM., Drs. Anwar Sanusi, Ak., M.Si., Agus Adhari, SHI., SH., LL.M., dan Rahmadhani Fitri, ST., M.Si.


File: Robby Darwis/2014

Berita Lainnya