unpab-gelar-seminar-psikoterapi-tasawuf-cara-islami-hadapi-kecemasan-dan-krisis-identitas-1750306126_24.jpg

UNPAB Gelar Seminar Psikoterapi Tasawuf: Cara Islami Hadapi Kecemasan dan Krisis Identitas

Medan, 17 Juni 2025 — Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) menggelar seminar bertajuk "Melatih Kecerdasan Jiwa dengan Psikoterapi Tasawuf" pada Selasa, 17 Juni 2025, bertempat di Gelanggang Mahabento Kampus UNPAB. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa dan dosen lintas disiplin ilmu yang tertarik memahami pendekatan tasawuf sebagai metode terapi jiwa di era modern.

Acara ini dibuka dengan sambutan hangat dari Dekan Fakultas Agama Islam UNPAB, Dr. Abdi Syahrial, Lc., MA., serta Muhammad Rifa Badawi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Ilmu Filsafat. Seminar dipandu oleh moderator Drs. H. Zulfi Imran, S.H., M.H., yang turut menggarisbawahi pentingnya integrasi nilai-nilai spiritual dalam dunia akademik dan kehidupan sehari-hari.

Narasumber pertama, Dr. Wijaya, Ph.D., dosen UIN Raden Fatah Palembang sekaligus Ketua Asosiasi Tapsitera dan praktisi psikoterapi tasawuf (psikosufistik), memaparkan bagaimana tasawuf tak hanya berkutat pada ibadah ritual semata, melainkan juga mampu menjadi sarana penyembuhan hati dan pikiran.

“Hati yang damai adalah awal dari jiwa yang cerdas. Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang. Inilah inti dari terapi tasawuf,” jelasnya.

Sementara itu, narasumber kedua, Assoc. Prof. D. Syarifuddin, M.H., dosen tetap Ilmu Filsafat UNPAB, menekankan bahwa psikoterapi tasawuf adalah latihan hati dan pikiran yang dapat membantu seseorang lebih sadar diri, tenang, dan dekat dengan Tuhan.

“Kalau jiwa sehat, hidup juga terasa lebih ringan,” ujarnya dalam pemaparan yang menggugah audiens.

Antusiasme peserta terlihat tinggi, terutama saat mereka diajak langsung mempraktikkan latihan-latihan dasar seperti dzikir hati, relaksasi pernapasan, dan refleksi diri. Banyak mahasiswa mengaku merasa lebih damai dan sadar pentingnya menjaga kesehatan batin di tengah tekanan akademik dan kehidupan modern.

Seminar ini tidak hanya membuka wawasan tentang metode penyembuhan berbasis nilai spiritual, tetapi juga menjadi ajang refleksi bersama. Para peserta berharap kegiatan serupa dapat diadakan secara rutin sebagai upaya menghadirkan solusi Islami dalam menghadapi stres, kecemasan, bahkan krisis identitas yang marak di kalangan generasi muda saat ini.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif dan refleksi bersama seluruh peserta. Psikoterapi tasawuf, sebagai pendekatan yang menggabungkan keilmuan psikologi dengan nilai-nilai spiritual Islam, dipandang relevan dan penting untuk diterapkan di tengah tantangan hidup kontemporer.

unpab-gelar-seminar-psikoterapi-tasawuf-cara-islami-hadapi-kecemasan-dan-krisis-identitas-1750306126_24.jpg

UNPAB Gelar Seminar Psikoterapi Tasawuf: Cara Islami Hadapi Kecemasan dan Krisis Identitas

Medan, 17 Juni 2025 — Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) menggelar seminar bertajuk "Melatih Kecerdasan Jiwa dengan Psikoterapi Tasawuf" pada Selasa, 17 Juni 2025, bertempat di Gelanggang Mahabento Kampus UNPAB. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa dan dosen lintas disiplin ilmu yang tertarik memahami pendekatan tasawuf sebagai metode terapi jiwa di era modern.

Acara ini dibuka dengan sambutan hangat dari Dekan Fakultas Agama Islam UNPAB, Dr. Abdi Syahrial, Lc., MA., serta Muhammad Rifa Badawi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Ilmu Filsafat. Seminar dipandu oleh moderator Drs. H. Zulfi Imran, S.H., M.H., yang turut menggarisbawahi pentingnya integrasi nilai-nilai spiritual dalam dunia akademik dan kehidupan sehari-hari.

Narasumber pertama, Dr. Wijaya, Ph.D., dosen UIN Raden Fatah Palembang sekaligus Ketua Asosiasi Tapsitera dan praktisi psikoterapi tasawuf (psikosufistik), memaparkan bagaimana tasawuf tak hanya berkutat pada ibadah ritual semata, melainkan juga mampu menjadi sarana penyembuhan hati dan pikiran.

“Hati yang damai adalah awal dari jiwa yang cerdas. Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang. Inilah inti dari terapi tasawuf,” jelasnya.

Sementara itu, narasumber kedua, Assoc. Prof. D. Syarifuddin, M.H., dosen tetap Ilmu Filsafat UNPAB, menekankan bahwa psikoterapi tasawuf adalah latihan hati dan pikiran yang dapat membantu seseorang lebih sadar diri, tenang, dan dekat dengan Tuhan.

“Kalau jiwa sehat, hidup juga terasa lebih ringan,” ujarnya dalam pemaparan yang menggugah audiens.

Antusiasme peserta terlihat tinggi, terutama saat mereka diajak langsung mempraktikkan latihan-latihan dasar seperti dzikir hati, relaksasi pernapasan, dan refleksi diri. Banyak mahasiswa mengaku merasa lebih damai dan sadar pentingnya menjaga kesehatan batin di tengah tekanan akademik dan kehidupan modern.

Seminar ini tidak hanya membuka wawasan tentang metode penyembuhan berbasis nilai spiritual, tetapi juga menjadi ajang refleksi bersama. Para peserta berharap kegiatan serupa dapat diadakan secara rutin sebagai upaya menghadirkan solusi Islami dalam menghadapi stres, kecemasan, bahkan krisis identitas yang marak di kalangan generasi muda saat ini.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif dan refleksi bersama seluruh peserta. Psikoterapi tasawuf, sebagai pendekatan yang menggabungkan keilmuan psikologi dengan nilai-nilai spiritual Islam, dipandang relevan dan penting untuk diterapkan di tengah tantangan hidup kontemporer.

Berita Lainnya