KNIA Beroperasi, Jalan Bukit Barisan Jadi Tempat Parkir
Medan, (Analisa). Pengoperasian Bandara Kuala Namu pada 25 Juli 2013 berdampak pada arus lalu lintas di seputar Stasiun Kereta Api. Alhasil, karena tak ada lahan parkir, Jalan Bukit Barisan resmi dijadikan tempat parkir.
Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi yang dihadiri Plt Walikota diwakili Asistem Pemerintahan, Musaddat, Kadishub Medan, Renward Parapat, Kasubdit Keamanan dan Keselamatan Polda Sumut, Sujarno, GM PT Railink, Bodas, Kapolsek Medan Timur, AKP Efianto, Camat Medan Barat, Sutan dan Supervisor Security PT Railink, Marsekal Pertama MZ Dhamhari MSc dan Kasat Lantas Polresta Medan, Kompol M Budi Hendrawan.
Kadishub Medan, Renward Parapat menjelaskan, berdasarkan ujicoba dan analisis maka dengan beroperasinya Bandara Kuala Namu (Kuala Namu International Airport/KNIA) berimbas kepada perubahan arus lalu lintas di seputar Stasiun Kereta Api. Adapun perubahannya Jalan Bukit Barisan dijadikan tempat parkir. Selain di jalan, di sisi kiri Lapangan Merdeka yang biasa dijadikan tempat parkir setiap ada kegiatan juga menjadi tempat parkir bagi warga yang akan menjemput atau mengantar penumpang ke Kuala Namu melalui Stasiun KA.
Selain Jalan Bukit Barisan, area parkir yakni di Jalan Pulau Pinang dan Jalan Balaikota. Sementara di Jalan Kereta Api yang biasanya menjadi tempat mangkal kendaraan roda empat bagi mobil pribadi mencari sewa dilarang mangkal karena menjadi daerah larangan parkir.
Jalan Kereta Api akan dibagi menjadi enam lajur kecil yang standar. Rencananya akan dibagi dua lajur besar, tiga untuk menaikkan, menurunkan penumpang kereta api (jalur drop off), tiga jalur lintasaan umum bagi warga yang tak punya kepentingan ke stasiun KA tapi bisa melalui jalur kanan ke Pulau Pinang atau lurus ke Jalan Kereta Api.
Sementara arena parkir lain yang disiapkan di depan stasiun KA. Ada kantor PT Railink, di sini ada tempat parkir roda empat bagi kendaraan yang datang untuk mengantar, dan ada juga untuk VIP. Biasanya lokasi ini untuk parkir sepeda motor tapi parkir sepeda motor ditiadakan dan hanya untuk VIP. Kendaraan akan naik ke atas dan menurunkan penumpang. Di atas ada empat pintu jadi empat kendaraan bisa sekalin datang.
Dishub juga menyediakan tempat parkir bagi roda dua, tapi pangkalan sepeda motor yang selama ini sudah ada jumlahnya mencapai empat lapis akan dikurangi.
Sementara untuk taksi dan roda tiga (beca bermotor juga disediakan tempat parkir) hanya saja harus diatur tak boleh sembarangan dan berebutan.
“Kita harap mobil yang sering mangkal di depan Stasiun KA tak boleh parkir karena bisa membuat kemacetan hingga Jalan Prof HM Yamin SH. Selain itu, dibuat pangkalan beca bermotor antara Titi Gantung, sampai ke tiang listrik, nanti dibuat dua baris, tapi yang menjadi permasalahan beca bermotor tidak semua bisa diatur maka Camat Medan Barat diminta turun untuk melakukan sosialisasinya,” pinta Rendward.
KA Paling Siap
Renward mengaku kereta api (KA) merupakan moda transportasi paling siap. Maka kemungkinan orang banyak yang mencoba menggunakan KA. Dengan orang menggunakan KA maka mobilitas orang ke Stasiun KA sangat tinggi sehingga meningkatkan volume lalu lintas.
Makanya, akan dilakukan rekayasa lalu lintas lanjutan khususnya di Jalan Jawa. Saat ini di Jalan Jawa masih dua jalur (dua arah) jika nantinya terjadi adanya penumpukan maka Jalan Jawa akan dijadikan satu jalur ke arah Jalan Irian Barat langsung ke Jalan Cirebon.
“Kita lihat dulu bagaimana pengoperasiannya jika memang memerlukan Jalan Jawa satu jalur kami sudah siapkan rekayasanya karena dampaknya arus lalu lintas memang hingga Jalan Jawa apalagi di Jalan Jawa juga ada mal yang baru pasti kehadirannya juga berdampak pada arus lalu lintas,” kata Renward.
Diresmikan Presiden
Supervisor Security PT Railink Marsekal Pertama MZ Djamhari MSc menegaskan, pada Kamis (25/7) dini hari tepatnya pukul 00.00 WIB, akan ada operasi boyong yang dilakukan AP II di mana segala aktivitas di Bandara Polonia akan dipindahkan ke KNIA.
Dia menyebutkan, satu per satu pesawat dari Bandara Polonia akan terbang pindah ke KNIA, berikut barang-barang juga akan diboyong pindah melalui jalur darat.
Selain, saat soft operation pada 25 Juli akan diresmikan internal oleh Menhub sedangkan pengoperasian KNIA akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 September sambil menunggu 100 persen kesiapannya semua.
Sementara itu, dalam rapat yang dipimpin Asisten Bidang Pemerintahan Musaddad ini juga dihadiri Kasubdid Keamanan dan Keselamatan Polda Sumut AKBP Sujarno yang mengatakan perencanaan untuk pengoperasian KNIA sudah cukup lama. “Saya sudah katakan, agar kita tak membuat keragu-raguan bagi para pilot. Karena jika kemacetan terjadi di daratan sudah biasa, namun jangan sampai terjadi kemacetan di udara,” ujarnya.
Sujarno juga menegaskan, perencanaan pembagian dan pengalihan lajur lalu lintas agar dilakukan dengan matang karena jumlah kendaraan nantinya akan semakin besar yang menuju stasiun.
Jika tak dilakukan perhitungan matang, maka perhitungan lokasi parkir dan prioritas yang bisa masuk di sekitar stasiun. “Jika diberikan prioritas kepada beca bermotor di sana, berapa jumlah beca sehingga tidak terjadi penumpukan yang membludak,” ujarnya.
Kasat Lantas Kompol Budi Hendrawan juga mengaku, hingga kini rencana pengoperasian KNIA menjadi momok bagi siapa pun. “Membuat ketakutan bagi semua orang. Pada prinsipnya kami lakukan yang maksimal. Semua permasalahan ini sudah kompleks sekali,” ujarnya. (maf)
Sumber: Harian Analisa Medan
Berita Lainnya
Pengumuman
Galeri Fakultas
Galeri Universitas
tags
- akuntansi
- beasiswa
- browser
- buku
- dikti
- ekonomi
- filsafat
- gemilang prestasi
- hukum
- islam
- jurnal
- kerjasama
- kesehatan
- komputer
- lanskap
- loker
- lomba
- lppm
- lppro
- magister
- manajemen
- metafisika
- olahraga
- pelatihan
- pengumuman
- pertanian
- peternakan
- pustaka
- seminar
- sepakbola
- sosial
- teknik
- ukm
- unpab
- wisuda