Rektor UNPAB Prihatin TKI Masih di Level Bawah

Rektor UNPAB Prihatin TKI Masih di Level Bawah

Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi  (Unpab) HM Isa Indrawan SE, MM mengatakan, dunia pendidikan banyak yang perlu dibenahi, salah satunya outcomes atau  kemampuan lulusan harus sesuai yang diinginkan dan dibutuhkan dunia kerja di dalam dan di luar negeri.

"Kita harus menyiapkan diri sedari sekarang, karena perkembangan sumber daya manusia (SDM) tenaga kerja di luar negeri makin tinggi. Saya melihat sudah mulai terjadi pergeseran di negara pengguna tenaga kerja asing, dimana tenaga kerja Nepal, Mongolia dan Filipina sudah menggeser TKI di luar negeri," ungkapnya usai berbuka puasa bersama keluarga besar Yayasan Prof  Dr H  Kadirun Yahya di Kampus Unpab, Jalan Gatot Subroto Km 4,5 Medan, Kamis (25/7).

Rektor menyatakan prihatin dengan level TKI yang berada di bawah, yakni sebatas jadi pembantu  rumah tangga. Sedangkan head security atau pekerja front liner yang bisa berbahasa asing,  dipastikan bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari negara luar.

Didampingi Rektor III Bidang Kemahasiswaan Hasrul Azwar Hasibuan dan Humas Robi  Krisna, rektor mengakui kondisi itu merupakan tantangan bagi perguruan tinggi untuk  menyiapkan lulusan yang bisa bersaing di dunia global, tentunya harus menguasai bahasa  asing, seperti bahasa Inggris.

Untuk menjawab tantangan tersebut dalam hal ini penguasaan bahasa Inggris, Unpab  memberi pelatihan bahasa Inggris melalui Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) di kampus itu.  Walau sebagai kegiatan ekstrakurikuler, Unpab mewajibkan mahasiswanya mengikuti pelatihan bahasa Inggris selama enam bulan.

"Bukan berarti kita ingin menyiapkan mahasiswa kita untuk jadi TKI. Tapi kerampilan  komunikasi dan penguasaan bahasa asing merupakan salah satu modal untuk bersaing secara  global," kata rektor.

Rektor meyakini di tahun 2020 bukan tak mungkin nantinya warga negara Nepal dan  Filipina yang datang bekerja di Indonesia. Apalagi, kata rektor, setelah beroperasinya  Bandara Kuala Namu yang akan mendatangkan keuntungan ekonomi bagi Indonesia, Sumut  khususnya. "Pelaku internasional akan bermain di Sumut," ujarnya.

Menurutnya jika SDM Indonesia tidak tersedia untuk menguasai bahasa asing, maka  diibaratkan bangsa Indonesia akan menonton orang asing yang memanen di ladang Indonesia. Untuk itu rektor mengharapkan mahasiswa Unpab sejak dini benar-benar mengenal  program studi yang dipilih sehingga nanti mampu mengimplementasikan ilmunya itu ke  masyarakat.

"Skill atau keterampilan itu sifatnya praktikal, bukan teoritis. Jadi, mahasiswa Unpab harus mampu mengimplementasikan ilmunya begitu lulus dari Unpab," tutupnya.

Sementara penceramah kultum (kuliah tujuh menit) menjelang berbuka puasa, Ustad  Kasto Nadir mengajak sivitas akademika dan seluruh keluarga besar yayasan untuk  memanfaatkan momen Ramadan ini. Itu karena menurutnya ada energi yang tak terhingga  dihasilkan bagi yang melaksanakan ibadah puasa. "Ibadah puasa juga bisa mencerahkan pikiran dan kalbu," ujarnya. 

Hadir dalam acara itu Rektor I Unpab Dony Lesmana, Rektor II Samrin SE, MM, fungsionaris Yayasan Prof H Kadirun Yahya Dini Hariani, para dekan, ketua program studi, pegawai dan mahasiswa Unpab.

Berita Lainnya